Evolusi Kratos: Perjalanan Sang Dewa dari Yunani ke Nordik

 


        Dulu, Kratos dikenal sebagai dewa perang paling brutal di game. Mukanya selalu marah, suaranya keras, dan satu-satunya tujuannya adalah membalas dendam ke para dewa Olympus. Tapi semuanya berubah di God of War (2018). Kita gak lagi melihat Kratos sebagai mesin pembunuh... tapi sebagai seorang ayah.

  • Masa Lalu Kratos: Neraka yang Dia Ciptakan Sendiri

Di era mitologi Yunani (God of War 1-3), Kratos:

  • Membunuh istri dan anaknya karena diperdaya Ares.

  • Balas dendam ke semua dewa Olympus, bahkan membunuh Zeus, ayah kandungnya sendiri.

  • Menghancurkan hampir seluruh tatanan dunia Yunani.

Dia kuat, tapi penuh rasa bersalah dan amarah.


  • Awal Baru di Dunia Nordik

Waktu kita ketemu lagi Kratos di God of War (2018), dia udah jauh lebih tenang. Dia tinggal di hutan, nikah lagi sama Faye, dan punya anak, Atreus. Tapi jelas banget, dia masih dihantui masa lalu.

  • Gak mau anaknya tahu dia adalah dewa.

  • Sering menahan emosi.

  • Berusaha ngajarin Atreus buat gak mengulangi kesalahannya.

Kratos yang sekarang lebih kalem, tapi tetap siap menghancurkan siapa pun kalau anaknya dalam bahaya.


  • Hubungan Ayah dan Anak yang Relatable

Inilah inti emosional dari game ini: hubungan antara Kratos dan Atreus. Kratos bukan ayah sempurna. Dia sering kaku, pendiam, dan gak tahu gimana cara nunjukin cinta.

Tapi seiring perjalanan mereka, Kratos mulai berubah:

  • Belajar terbuka.

  • Mulai percaya pada Atreus.

  • Akhirnya berkata: “I am sorry. Don’t be sorry—be better.”

Kalimat ini jadi ikon banget, dan nunjukin bahwa Kratos pengen anaknya jadi lebih baik dari dia.


  • Evolusi Gameplay, Evolusi Karakter

Gak cuma ceritanya yang berubah, gameplay-nya pun mencerminkan evolusi Kratos:

  • Dari tombol “spamming” brutal, jadi pertarungan taktis dan strategis.

  • Dari senjata chaos blades ke Leviathan Axe yang penuh simbolisme “dingin, terkontrol”.

  • Dari solo brutal ke co-op emosional bareng Atreus.

Ini semua bikin pemain lebih ngerasa terhubung sama karakter Kratos.


Kesimpulan: Kratos Bukan Lagi Dewa Perang Biasa

Kratos bukan lagi cuma karakter pembantai tanpa emosi. Di God of War (2018), dia jadi ikon transformasi, penebusan, dan pertumbuhan pribadi. Ini bukti bahwa bahkan sosok sekeras Kratos pun bisa belajar dan berkembang.

Dan itulah kenapa game ini gak cuma tentang membunuh monster, tapi juga tentang menjadi orang tua yang lebih baik.

Post a Comment

Previous Post Next Post

CARI SESUAI ABJAD PEMBAHASAN GAME