Lo masih inget tahun 2010? Tahun di mana dunia game lagi rame-ramenya sama game perang modern dan zombie, tiba-tiba muncul satu game yang beda sendiri: Darksiders. Game ini dateng dengan gaya yang unik — campuran aksi brutal, puzzle cerdas, dan cerita epik tentang kiamat. Dan tokoh utamanya? Bukan pahlawan biasa, tapi War, salah satu penunggang kiamat!
Yuk kita bahas bareng-bareng, gimana kerennya Darksiders pertama, dan kenapa game ini masih layak banget dimainkan sampai sekarang.
Cerita: Ketika Kiamat Datang Lebih Cepat
Di Darksiders 1, lo berperan sebagai War, salah satu dari empat Horsemen of the Apocalypse. Tapi masalahnya, kiamat terjadi lebih cepat dari jadwal, dan War dituduh sebagai penyebabnya. Kayak dituduh cheating padahal nggak ngapa-ngapain.
War akhirnya dijatuhi hukuman, tapi dia ngeyel pengin cari tahu siapa dalang di balik kekacauan ini. Dari situ, petualangan dimulai. Lo bakal bertarung lawan malaikat, iblis, dan makhluk-makhluk neraka lainnya buat mencari kebenaran.
Ceritanya serius tapi tetap seru, dengan dunia yang suram tapi artistik banget. Ditambah, dialog dan karakternya punya vibe yang khas — dark, tapi nggak membosankan.
Gameplay: Campuran God of War + Zelda
Nah, bagian ini yang bikin Darksiders terasa spesial. Gameplay-nya ngasih lo campuran antara hack-and-slash ala God of War dan eksplorasi-puzzle seperti The Legend of Zelda.
Lo bisa:
- Ngelawan musuh pake pedang besar (Chaoseater, nama pedangnya aja udah serem!)
- Upgrade senjata dan skill
- Nge-explore, nyari item tersembunyi
- Ngelarin puzzle buat buka jalan atau ngalahin boss
Pacing-nya juga pas — nggak cuma fokus ke pertarungan doang. Ada bagian-bagian tenang buat lo mikir, cari jalan, dan ngulik dunia yang luas dan misterius.
Desain Dunia: Gelap Tapi Indah
Satu hal yang pasti lo sadari sejak menit pertama main: desain visual Darksiders tuh khas banget. Dunia hancur lebur, tapi tetap artistik. Ini nggak lepas dari tangan dingin Joe Madureira, sang kreator karakter yang sebelumnya adalah komikus Marvel.
Dari kota manusia yang udah runtuh, sampai area neraka dan surga yang rusak, semuanya didesain dengan penuh detail dan gaya visual yang keren banget. Lo bakal betah jelajahi tiap sudutnya cuma buat nikmatin pemandangan (sambil waspada diseruduk iblis, tentunya).
Sistem Pertarungan: Brutal tapi Elegan
Combat di Darksiders terasa berat tapi satisfying. Setiap tebasan pedang War punya impact, apalagi kalau udah unlock combo-combo baru. Lo bisa pake berbagai senjata dan magic, plus ada sistem counter yang bikin pertarungan makin taktis.
Boss fight-nya juga seru. Nggak cuma soal ngegas dan gebuk, tapi kadang lo juga harus mikir strategi, ngeliat pola serangan musuh, dan cari cara ngalahin mereka dengan efisien.
Kekurangan yang Masih Bisa Dimaklumi
Walau banyak kelebihannya, Darksiders juga nggak sempurna. Ada beberapa hal yang bisa jadi catatan:
- Animasi gerakan kadang kaku, terutama di cutscene
- AI musuh kurang variasi, jadi kadang pertarungan terasa repetitif
- Side quest dan eksplorasi masih minim, dibanding game modern sekarang
Tapi mengingat ini game dari tahun 2010, dan jadi proyek besar pertama Vigil Games, kekurangan-kekurangan ini masih bisa dimaklumi.
Versi Remaster: Darksiders Warmastered Edition
Kalau lo main di konsol atau PC sekarang, lo bisa cobain Darksiders: Warmastered Edition — versi remaster yang tampil lebih mulus, resolusi lebih tinggi, dan performa lebih stabil. Ini pilihan terbaik buat yang baru mau mulai petualangan bareng War.
Awal yang Solid untuk Sebuah Franchise Besar
Darksiders pertama bukan cuma sekadar game action biasa. Game ini adalah fondasi dari dunia luas yang bakal lo jelajahi di sekuel-sekuelnya. Dengan cerita yang menarik, gameplay yang solid, dan dunia yang penuh misteri, Darksiders jadi bukti bahwa kadang game yang underrated bisa jadi pengalaman gaming yang nggak terlupakan.