Review Darksiders (2010): Perjalanan Sang Penunggang Kuda dalam Dunia Kiamat

 


    Sebuah game action-adventure dengan cita rasa mitologi, kekacauan surgawi, dan gameplay brutal ala hack-and-slash. Tapi apakah Darksiders cuma sekadar "God of War versi neraka"? Yuk kita bongkar lebih dalam!

Perang yang Salah Waktu

    Darksiders dibuka dengan skenario kiamat yang terlalu cepat. Dunia manusia hancur karena perang besar antara Surga dan Neraka, dan dari tengah-tengah kekacauan itu muncullah War, salah satu dari empat Horseman of the Apocalypse. Tapi masalahnya, panggilan perang belum seharusnya dibunyikan.

    War dituduh melanggar keseimbangan kosmik oleh “The Charred Council”, semacam entitas penjaga keseimbangan alam semesta. Ia pun dijatuhi hukuman, tapi berhasil membujuk Council untuk memberinya kesempatan membuktikan bahwa dia dijebak.

    Dengan The Watcher (semacam pengawas spiritual yang nyebelin) sebagai ‘pengikat’, War kembali ke bumi yang kini telah jadi reruntuhan untuk memburu para iblis, menyelidiki pengkhianatan, dan memulihkan kehormatannya.

Ceritanya kuat, penuh mitologi, dan dibalut gaya sinematik yang epik. Cocok buat kamu yang suka game dengan story-driven solid.


War, Teman & Musuh Dunia Akhir

  1. War – Bintang utama kita. Serius, tanpa basa-basi, dan penuh dendam. Tapi di balik wajah datarnya, ada rasa bersalah dan kehormatan yang membuat dia menarik.
  2. The Watcher (Si pengawas) – Diperankan oleh Mark Hamill (iya, si Joker di Batman: Arkham). Sering menyindir War, tapi diam-diam takut juga.
  3. Samael – Iblis kuat yang bisa dibilang “frenemy” War. Gayanya misterius dan mengingatkan kita pada karakter-karakter legendaris seperti Mephisto dari Diablo.
  4. Ulthane (The Black Hammer) – Pandai besi yang punya karakter cuek tapi membantu banget selama perjalanan War.
  5. Straga, Tiamat, Griever, Dll – Para bos besar yang merepresentasikan kekuatan jahat dunia akhir.

    Setiap karakter di Darksiders punya desain unik dan latar cerita kuat. Gak cuma jadi pelengkap, tapi benar-benar memperkaya perjalanan War.

Gameplay: Kombinasi Brutal Hack & Slash + Eksplorasi Dungeon

    Gameplay Darksiders bisa dibilang adalah hasil kawin silang antara God of War dan The Legend of Zelda. Lo bakal ngerasain:

  • Combat Brutal: Pukul-pukulan dengan pedang besar (Chaoseater), combo maut, senjata sekunder, hingga sistem upgrade ala RPG ringan.
  • Puzzle & Dungeon: Tiap area punya teka-teki dan tantangan eksplorasi yang mengingatkan pada game Zelda. Kadang butuh berpikir, gak cuma tebas sana-sini.
  • Traversal dan Mobility: War bisa naik kuda api bernama Ruin, manjat dinding, pakai grappling hook, dan sebagainya.
  • Boss Fight Epik: Tiap pertarungan bos punya mekanik dan pola serangan khas. Gak cuma asal bacok.
Kontrol responsif, desain level solid, dan pacing permainan yang tidak monoton bikin pengalaman mainnya seru banget.

Kenapa Darksiders Masih Layak Dimainkan di 2025?

  • Visualnya masih keren, apalagi versi remaster (Darksiders: Warmastered Edition).
  • Ceritanya timeless, penuh makna soal kepercayaan, kehormatan, dan pengkhianatan.
  • Gameplay-nya campuran yang pas, cocok buat kamu yang suka eksplorasi, aksi, dan sedikit puzzle.
  • Durasi permainan cukup panjang, tapi gak ngebosenin.

Game Kiamat dengan Cita Rasa Legendaris

    Darksiders bukan cuma game hack-and-slash biasa. Ia menyajikan dunia yang kaya akan lore, karakter-karakter kuat, dan gameplay bervariasi. Buat gamer yang suka kombinasi cerita mitologi + karakter badass + gameplay solid, ini adalah game wajib main, bahkan di tahun 2025 sekalipun.

LIHAT JUGA :

                        

Post a Comment

Previous Post Next Post

DAFTAR ISI GAME SESUAI ABJAD