Lo pasti udah nggak asing lagi sama nama Kratos, si Dewa Perang paling brutal sejagat game. Tapi, di God of War 2, ceritanya nggak cuma soal gebuk-gebukan aja bro. Di sini kita diajak ngelihat sisi lain Kratos—sisi yang penuh dendam, pengkhianatan, dan perjuangan ngelawan takdir. Yuk, kita bahas kenapa Kratos memulai perang baru ini!
- Kratos: Dari Manusia Biasa ke Dewa Perang
Sebelum kita ngomongin God of War 2, kita harus kilas balik sedikit ke ending God of War pertama. Setelah ngalahin Ares, Kratos dikasih “hadiah” sama para dewa Olimpus—yaitu posisi sebagai Dewa Perang yang baru. Tapi ya, jadi dewa ternyata nggak semanis yang dibayangin.
Kratos tetap dihantui dosa masa lalu. Dia nggak bisa tidur nyenyak karena bayangan pembantaian keluarganya terus muncul. Bahkan meski udah duduk di singgasana Dewa Perang, dia masih dihantui rasa bersalah dan marah. Jadilah Kratos tetap jadi pribadi brutal dan haus perang, walaupun statusnya udah naik level.
- Kratos Turun Tangan, Olympus Mulai Gerah
Di God of War 2, Kratos memimpin pasukan Sparta untuk menyerang kota Rhodes. Bukannya nyantai di Olympus, dia malah turun langsung ke medan perang. Ya lo bayangin aja, Dewa Perang ikutan nyerbu kayak jenderal lapangan!
Tapi ternyata, tindakannya ini bikin para dewa lain nggak senang. Mereka mulai anggap Kratos terlalu liar, egois, dan nggak bisa dikendalikan. Nah, dari sini nih konflik besar mulai muncul. Ada yang nggak suka sama Kratos dan pengen dia lengser. Dan yang paling ngerasa terganggu adalah Zeus sendiri—si Raja Dewa.
- Momen Pengkhianatan: Zeus Menusuk dari Belakang
Di tengah pertempuran di Rhodes, tiba-tiba kekuatan Kratos melemah secara misterius. Ternyata, Zeus sendiri yang bikin sihir biar Kratos kehilangan kekuatan. Dalam kondisi sekarat, Zeus muncul dan “nawarin bantuan”—dengan syarat Kratos harus tunduk dan setia padanya.
Kratos, yang jelas-jelas punya harga diri setinggi langit, nolak mentah-mentah. Akhirnya, Zeus membunuh Kratos pake senjata baru: Blade of Olympus. Dan boom, Kratos mati... atau setidaknya nyaris.
Untungnya, di saat-saat terakhir, ada suara dari Gaia—si Titan bumi—yang nolong Kratos. Gaia bilang, “Lo bukan cuma korban pengkhianatan, lo adalah bagian dari takdir yang lebih besar.” Dari sinilah Kratos dibangkitkan dan mulai punya tujuan baru: ngubah takdir dan balas dendam ke Zeus.
- Balas Dendam Level Dewa
Jadi intinya bro, perang baru ini bukan soal perang biasa. Ini personal. Buat Kratos, Zeus bukan sekadar musuh—dia adalah pengkhianat yang nyoba ngatur takdir hidup orang lain. Dan Kratos, sebagai karakter yang nggak pernah mau diatur, jelas nggak terima.
Misi Kratos di God of War 2 adalah cari Sisters of Fate. Siapa mereka? Mereka ini dewa-dewi yang bisa mengontrol benang takdir semua makhluk, termasuk para dewa. Kratos pengen balik ke masa lalu, memperbaiki semuanya, dan tentunya: balas dendam ke Zeus.
- Apa yang Bikin Cerita Ini Kuat?
Satu hal yang bikin cerita God of War 2 jadi keren banget adalah motivasi Kratos yang relate banget. Oke, emang kita nggak punya Blade of Chaos atau kekuatan Dewa Perang, tapi rasa dikhianati dan keinginan buat ambil kendali atas hidup sendiri? Itu universal, bro.
Dan lagi, game ini ngasih kita sisi lain dari karakter Kratos. Dia bukan cuma mesin pembunuh yang brutal, tapi juga sosok tragis yang terus dihantui masa lalu. Lo bisa ngerasain emosi di balik setiap teriakannya, setiap pukulan, dan setiap langkahnya ke arah balas dendam.
Kesimpulan
Jadi bro, alasan kenapa Kratos memulai perang baru di God of War 2 bukan cuma karena dia seneng berantem. Ini soal pengkhianatan, dendam, dan perjuangan buat ngambil alih takdir dari tangan para dewa. Cerita ini jadi fondasi kuat buat kelanjutan seri God of War—dan jadi alasan kenapa game ini masih dikenang sampai sekarang.
Kalau lo belum pernah mainin, wajib banget cobain, minimal nonton walkthrough-nya. Dan kalau lo udah pernah main? Coba deh mainin lagi, tapi kali ini sambil ngulik sisi emosional dan cerita dalamnya. Kratos bukan cuma dewa perang—dia adalah simbol perjuangan manusia ngelawan nasib yang udah ditentuin.