1. Sistem Survival Horror dengan Dinosaurus
Dino Crisis menandai inovasi dalam genre survival horror dengan mengganti zombie yang biasa ditemui dalam game sejenis (seperti Resident Evil) dengan musuh yang lebih cepat, cerdas, dan agresif: dinosaurus. Pemain berperan sebagai Regina, seorang agen khusus yang dikirim ke pulau terpencil untuk menyelidiki eksperimen rahasia. Musuh utama bukan hanya raptor atau T-Rex, tapi juga suasana menegangkan dan ketidakpastian kapan dan dari mana mereka akan menyerang.
Desain AI dinosaurus cukup canggih untuk masanya — mereka bisa mengejar pemain dari satu ruangan ke ruangan lain, melompat melewati jendela, dan terkadang mengepung. Ini membuat game terasa jauh lebih dinamis dan memaksa pemain untuk terus waspada, dibandingkan dengan musuh lamban di survival horror lainnya.
2. Item Management dan Inventory System
Dino Crisis memperkenalkan sistem manajemen item yang cukup menantang, terutama karena kapasitas penyimpanan terbatas dan tidak adanya item box seperti di Resident Evil. Pemain harus benar-benar selektif dalam membawa barang — mulai dari amunisi, health kit, hingga kunci atau item pemecah puzzle.
Salah satu fitur unik adalah sistem Mixing, di mana pemain bisa menggabungkan berbagai item untuk menghasilkan hasil yang lebih kuat atau berguna. Misalnya, menggabungkan Med Pack dengan Penambah (Enhancer) akan menghasilkan penyembuhan yang lebih efisien. Sistem ini menambah kedalaman strategi dalam gameplay dan mendorong pemain bereksperimen.
Karena tidak semua item bisa dibawa sekaligus, pemain juga perlu meninggalkan item tertentu di tempat penyimpanan sementara. Hal ini menambah elemen manajemen dan membuat eksplorasi menjadi lebih taktis.
3. Pemecahan Teka-Teki (Puzzle)
Seperti game survival horror klasik, Dino Crisis juga sarat dengan berbagai puzzle. Namun, pendekatannya cenderung lebih ilmiah dan teknikal, selaras dengan tema laboratorium dan eksperimen teknologi tinggi.
Contohnya, pemain akan diminta untuk memulihkan sistem komputer, membuka pintu yang dikunci dengan kode tertentu, hingga mencampurkan bahan kimia dalam urutan yang benar. Puzzle-puzzle ini tidak hanya menguji kecermatan, tetapi sering kali berkaitan erat dengan narasi dan atmosfer.
Yang menarik, banyak puzzle tidak bisa diabaikan dan memang menjadi bagian penting dari progres cerita. Ini berbeda dengan beberapa game lain di mana puzzle sering bersifat opsional. Dino Crisis berhasil menyeimbangkan antara ketegangan aksi dan momen berpikir kritis, menciptakan pengalaman survival horror yang lebih “otak kiri”.
4. Multiple Endings Tergantung Pilihan Pemain
Dino Crisis menghadirkan sistem multi-ending yang didasarkan pada pilihan pemain selama permainan. Dalam beberapa momen krusial, pemain akan dihadapkan pada keputusan moral atau taktis — misalnya, apakah akan mengikuti rencana Gail (lebih ofensif) atau Rick (lebih hati-hati).
Pilihan-pilihan ini tidak hanya memengaruhi alur permainan, tetapi juga menentukan siapa yang selamat, bagaimana akhir ceritanya, dan nasib pulau serta eksperimen yang terjadi. Ada tiga ending utama, dan masing-masing memberikan kesan penutup yang berbeda, mendorong replayability.
Sistem ending bercabang ini memperkuat kesan bahwa tindakan pemain memiliki konsekuensi, meningkatkan imersi dan kedalaman naratif game.