Kalau lo udah pernah main Dead Aim, pasti langsung sadar: game ini beda dari spin-off RE lainnya, terutama soal cara bertarung. Game ini adalah salah satu RE pertama yang coba campur gaya third-person dan first-person dalam satu gameplay. Hasilnya? Unik, kadang canggung, tapi tetap seru.
Di artikel ini kita bakal bahas sistem kontrol, gaya tembak-tembakan, dan koleksi senjata yang bisa lo pakai buat ngadepin Morpheus dan pasukannya.
- Third-Person untuk Eksplorasi, First-Person untuk Aksi
Hal paling mencolok di Dead Aim adalah cara lo bermain:
-
Saat lo eksplorasi, kamera ada di belakang karakter (third-person), mirip RE klasik.
-
Tapi begitu lo aim senjata, kamera langsung berubah ke first-person view buat nembak.
Ini bikin pengalaman main jadi lebih immersive, terutama pas nembak. Lo beneran harus aim manual, jadi tembakan gak bisa sembarangan.
Tapi sisi negatifnya:
-
Lo gak bisa lihat sekitar saat aim, bikin lo rentan diserang dari belakang.
-
Perlu waktu buat adaptasi dari mode jalan ke mode tembak.
Tapi setelah terbiasa, justru ini yang bikin Dead Aim seru dan beda.
- Senjata – Dari Handgun Sampai Rocket Launcher
Nah, sekarang kita bahas soal alat perang lo di game ini. Ada beberapa jenis senjata yang bisa lo temuin selama perjalanan, masing-masing punya fungsi dan efek berbeda.
1. Handgun (Pistol)
-
Senjata default Bruce.
-
Cocok buat zombie standar.
-
Amunisi cukup melimpah, reload cepat.
2. Shotgun
-
Efektif banget buat musuh yang deket-deket.
-
Bisa “knockback” musuh.
-
Tapi reload-nya agak lama, jadi pastikan lo punya ruang buat manuver.
3. Submachine Gun
-
Rate of fire tinggi, cocok buat keroyokan.
-
Damage per peluru gak tinggi, tapi cocok buat crowd control.
4. Rifle
-
Akurat dan power besar, cocok buat musuh kuat.
-
Sangat efektif di mode first-person karena bisa aim ke titik lemah.
5. Grenade Launcher
-
Jarang lo temuin, tapi sangat berguna buat boss.
-
Damage besar dan area of effect luas.
6. Rocket Launcher
-
Biasanya jadi senjata “climactic” menjelang akhir.
-
Damage besar, visualnya satisfying, tapi amunisi super langka.
- Sistem Aim Manual: Tantangan Sekaligus Sensasi
Di Dead Aim, lo gak bisa auto-lock. Setiap tembakan harus lo arahkan sendiri pakai analog saat masuk mode first-person. Ini nambah kesan realistis tapi juga bikin:
-
Setiap peluru terasa berharga
-
Lo harus bidik kepala kalau mau hemat amunisi
-
Serangan ke titik lemah musuh bisa lebih efektif (misalnya ke kaki buat ngejatuhin)
Buat pemain yang suka tantangan dan presisi, ini jadi daya tarik tersendiri. Tapi buat yang baru main, bisa terasa agak susah di awal.
- Musuh dan Strategi Bertarung
Musuh yang lo hadapi bukan cuma zombie biasa. Ada juga mutan dan eksperimen hasil virus T yang lebih kuat. Jadi strategi lo gak bisa cuma “rush and shoot”.
Beberapa tips:
-
Jangan pelit peluru, tapi juga jangan boros. Simpan senjata berat buat boss fight.
-
Kenali jenis musuh. Zombie biasa bisa pakai handgun, mutan perlu shotgun atau rifle.
-
Gunakan ruangan sempit buat kontrol musuh. Tapi hati-hati juga, lo bisa kejebak.
- Kontrol: Adaptasi Tapi Memuaskan
Untuk game PS2, kontrol Dead Aim cukup eksperimental. Apalagi kalau lo main pake light gun (yup, game ini support light gun di versi Jepang dan AS). Tapi walaupun main pakai controller biasa, sistem hybrid-nya tetap menarik.
Meskipun ada kekakuan khas game era awal 2000-an, kontrolnya cukup responsif setelah lo terbiasa. Transisi third-person ke first-person gak terlalu lama, dan tombol-tombol untuk reload dan ganti senjata lumayan intuitif.
- Boss Battle: Momen Intens yang Butuh Taktik
Salah satu highlight sistem pertarungan di game ini adalah boss fight – terutama saat ngelawan Morpheus setelah mutasi.
Karena lo harus aim manual, lo gak bisa asal tembak. Lo harus:
-
Cari posisi yang aman
-
Aim ke titik lemahnya
-
Hindari serangan sambil tetap fokus nembak
Ini bikin setiap boss battle terasa menegangkan. Bahkan kadang lo bisa kehabisan peluru kalau gak hati-hati, dan harus putar otak buat ngalahin musuh.
Kesimpulan: Sistem Unik yang Jadi Daya Tarik Sendiri
Resident Evil: Dead Aim mungkin gak punya sistem pertarungan paling mulus, tapi pendekatan campuran third-person dan first-person jadi elemen yang bikin dia unik.
Gabungan eksplorasi ala RE klasik, tembakan presisi di first-person, dan pilihan senjata yang bervariasi bikin game ini tetap seru sampai akhir. Bahkan sampai sekarang, mekanik ini belum banyak ditiru game RE lainnya.
Kalau lo demen game survival horror dengan sistem pertarungan yang menuntut fokus dan strategi, Dead Aim bisa jadi pengalaman menarik di luar seri utamanya.
Gimana bro, lo paling suka senjata yang mana pas main Dead Aim? Atau ada momen boss fight yang bikin lo nyaris banting stik? Ceritain di kolom komentar!